JAMBI.MPN – Aroma skandal proyek kembali menyeruak dari tubuh Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) VI Jambi. Seorang warga Sarolangun, Andra, secara resmi melaporkan hasil pekerjaan Rehabilitasi Jaringan Irigasi di Kabupaten Sarolangun yang diduga dikerjakan asal jadi oleh pihak rekanan BWSS VI.
Laporan pengaduan tersebut diterima langsung oleh bagian Humas BWSS VI Jambi pada Selasa (1/10/2025). Dalam laporannya, Andra membeberkan sederet temuan mengejutkan hasil cek lapangan yang ia lakukan di beberapa lokasi proyek.
“Pada tanggal 22 September 2025 saya turun langsung ke lapangan, tepatnya di Kelurahan Sarolangun Kembang, Rawang Ujo Pulo Pinang. Fakta yang kami temukan sangat mengecewakan. Tidak ada papan informasi proyek, pengerukan saluran sangat dangkal, banyak sampah dan potongan kayu berserakan, bahkan tapak lima pun tidak ditemukan,” ungkap Andra dengan nada tegas.
Tak hanya itu, pada 23 September 2025, Andra juga meninjau kegiatan serupa di Desa Sungai Bemban dan Desa Sungai Baung. Hasilnya, lebih memprihatinkan.
“Di Sungai Bemban, kami temukan beberapa titik saluran irigasi yang sudah rusak parah, tapi tidak diperbaiki. Justru hanya ditambal dengan tanah seolah proyek hanya formalitas,” tambahnya.
Proyek Asal Jadi, Program Presiden Terancam Gagal
Menurut Andra, pekerjaan tersebut sama sekali tidak mencerminkan program rehabilitasi jaringan irigasi yang digembar-gemborkan pemerintah. Ia menilai, kinerja BWSS VI Jambi sangat lalai dan tidak serius dalam mendukung Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 2 Tahun 2025 yang diteken Presiden Prabowo Subianto tentang percepatan pembangunan, peningkatan, rehabilitasi, serta operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi demi mewujudkan swasembada pangan nasional.
“Kalau cara kerja seperti ini dibiarkan, jelas akan membuat program Presiden gagal. BWSS VI seolah main-main dengan proyek vital yang menyangkut nasib petani dan kedaulatan pangan bangsa,” tegasnya.
Desak Kepala BWSS VI Mundur
Andra pun dengan lantang menuntut pihak BWSS VI Jambi untuk segera turun tangan mengkroscek kembali hasil pekerjaan rekanan, sekaligus memerintahkan perbaikan total sesuai standar. Jika tidak, ia meminta agar Kepala BWSS VI Jambi segera mundur secara terhormat.
“Daripada hanya membuat malu dan menggagalkan nawa cita Presiden Prabowo, lebih baik mundur dari jabatan. Jangan biarkan kepentingan rakyat dan swasembada pangan digadaikan oleh proyek asal-asalan!” pungkasnya.
Pertanyaan Besar: Ada Apa dengan BWSS VI Jambi?
Laporan Andra ini menjadi tamparan keras bagi BWSS VI Jambi yang selama ini mendapat sorotan publik soal kualitas proyek. Masyarakat kini bertanya-tanya:
Apakah benar ada kongkalikong antara pihak rekanan dan oknum dalam tubuh BWSS VI?
Mengapa pengawasan terhadap proyek vital irigasi justru begitu lemah?
Apakah proyek ini hanya dijadikan ajang bancakan anggaran tanpa memikirkan dampak terhadap petani dan rakyat?
Jika laporan ini terbukti benar, publik pantas menduga bahwa BWSS VI Jambi sedang bermain api dengan melawan instruksi langsung Presiden.
(Susi Lawati)